Oleh: dr. Talita Clarissa

Tahukah Anda bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan angka kematian bayi tertinggi di Asia Tenggara? Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi tersebut adalah infeksi. Infeksi diketahui sebagai penyumbang terbesar angka kematian bayi di Indonesia. Diare dan pneumonia (radang pada paru) masih menjadi penyakit infeksi tertinggi penyebab kematian pada bayi dan balita. Padahal penyakit infeksi ini sebenarnya dapat dicegah dan salah satu cara yang dinilai efektif untuk menurunkan angka kematian ini lewat pemberian ASI eksklusif.

ASI ekskusif merupakan pemberian ASI kepada bayi tanpa ada makanan atau minuman tambahan lain sejak bayi lahir hingga berusia enam bulan. Selain menjadi sumber nutrisi utama yang lengkap dan mudah dicerna, ASI juga memberikan banyak keuntungan bagi bayi karena memiliki peran penting terhadap fungsi kognitif, perilaku dan melindungi bayi dari berbagai macam penyakit, seperti diare maupun infeksi saluran pernafasan.

Peran ASI dalam mencegah infeksi pada bayi

ASI mampu mencegah infeksi pada bayi karena mengandung berbagai zat yang dapat mencegah terjadinya infeksi seperti laktoferin, lisozim, secretory imunoglobulin A (sIgA), berbagai faktor pertumbuhan, sel darah putih, dan lain-lain. Laktoferin dan lisozim merupakan protein-protein di dalam ASI yang berperan penting dalam mencegah perkembang biakan bakteri serta mempengaruhi flora bakteri yang ada di saluran cerna. Laktoferin juga memiliki sifat sebagai antibiotik terhadap bakteri E-coli maupun golongan stafilokokus oleh karena itulah ASI dikatakan mampu membantu pertumbuhan bakteri baik di saluran cerna dan menghambat bakteri E-coli dan bakteri patogen lainnya pada saluran cerna.

Tak hanya itu saja, ASI juga dapat mencegah infeksi bayi dengan cara menjaga daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi lewat zat kekebalan tubuh terhadap infeksi atau yang dikenal sebagai antibodi. Antibodi yang diperoleh dari ASI merupakan jenis kekebalan pasif yaitu lewat sIgA yang merupakan antibodi bawaan dari ibu. Antibodi ini dikeluarkan lewat ASI dan berfungsi melindungi telinga, hidung, tenggorokan, serta saluran cerna bayi. Sehingga dapat disimpulkan ASI memiliki efek perlindungan ganda sebagai anti peradangan dan faktor imunoregulasi.

Pemberian ASI yang higienis berperan dalam mencegah infeksi

Untuk memperoleh manfaat yang optimal dari ASI. ASI harus diberikan secara higienis dan tepat. ASI yang diberikan tidak secara higienis dan optimal justru dapat menjadi sumber infeksi terutama pada bayi-bayi yang sakit. Pemberian ASI yang higienis dapat dicapai dengan menerapkan perilaku bersih dan sehat seperti, mencuci tangan sebelum memberikan atau memerah ASI. Bagi ibu yang akan memerah ASI secara manual diharuskan untuk membersihkan area kulit payudara dengan air matang, membuang beberapa tetes pertama, mencegah ASI bersentuhan dengan jari saat pemerahan, serta menggunakan wadah yang bersih dan telah direbus steril. Untuk ibu-ibu yang menggunakan pompa ASI, pompa harus dibersihkan secara rutin. Perlu diingat bahwa ASI pompa dapat disimpan dalam wadah tertutup dan hanya dapat bertahan selama 6 - 8 jam di tempat yang sejuk atau selama 72 jam bila disimpan didalam kulkas. Waktu pemberian ASI yang tepat bagi bayi adalah siang dan malam, sesuai dengan permintaan bayi. Selain higienitas, hal lain yang harus diperhatikan saat pemberian ASI adalah posisi menyusui dan cara pemberian ASI. Posisi yang tepat menyusui bayi adalah lurus, menghadap payudara, dekat, dan ditopang diiringi dengan pelekatan mulut bayi yang baik. ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan penuh tanpa makanan atau minuman lainnya, dengan demikian manfaat ASI dapat diperoleh secara optimal.

Referensi

WHO.probability of dying per 1000 live births data by WHO.2015.

Departemen kesehatan RI.Riset kesehatan dasar (riskesdas).Jakarta: badan penelitian dan pengembangan kesehatan;2010.

Turin CG, Zea Vera A, Pezo A, et al. Lactoferrin for prevention neonatal sepsis. Biometals 2014;27:1007-16

Richard j. Schanler, et al. RCT of donor human milk versus preterm formula as subtitutes for mothers own milk in feeding of extremly premature infants. PEDIATRICS 2005vol. 116 no.2 august

UNICEF.Booklet paket pesan utama konseling: pemberian makan bayi dan anak.