Oleh Dr. Riani Hapsari, M.Si

Hi Moms, berbicara tentang mitos, umumnya berkaitan dengan cerita yang sudah dipercaya sejak masa lampau. Namun apakah mitos yang beredar selalu benar dan dapat diikuti? Yuk kita telusuri bersama! Air Susu Ibu (ASI) dari dulu sudah dipercaya merupakan makanan terbaik untuk bayi karena mengandung gizi lengkap yang diperlukan untuk perkembangan bayi. Menyusui juga dipercaya dapat mempererat ikatan batin ibu dan bayinya. Lalu, bagaimana dengan pemberian ASI eksklusif?

ASI Eksklusif merupakan proses pemberian ASI saja kepada bayi dari sejak lahir sampai berumur 6 (enam) bulan tanpa memberikan tambahan minuman/makanan lain. Dari data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes 2015, cakupan ASI Eksklusif di Indonesia baru sebesar 54,3%. Angka ini masih relatif rendah dari target yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Mitos-mitos yang beredar di masyarakat bisa menjadi hambatan untuk para ibu memberikan ASI eksklusif kepada sang buah hati. Di edisi kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang mitos- mitos yang beredar dan bagaimana sebenarnya fakta tentang pemberian ASI eksklusif.

Mitos: Hingga usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup bagi bayi.

Faktanya: Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja. ASI mengandung air sebanyak 87.5%. Oleh karena itu, bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air. ASI mudah dicerna. Karbohidrat yang menjadi penyusun utama ASI adalah laktosa, menyediakan sekitar 40% kebutuhan kalori untuk bayi. Kandungan protein di ASI cukup tinggi dan kualitasnya lebih baik dibandingkan susu formula. Kadar lemak di ASI yang tinggi diperlukan untuk perkembangan otak bayi. ASI juga mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan sesuai usianya.

Mitos: Ibu tidak bisa menyusui jika ukuran dan bentuk puting payudara tidak sempurna.

Faktanya: Setiap wanita mempunyai ukuran dan bentuk payudara serta puting yang berbeda. Tidak ada kata “tidak sempurna” untuk dapat menyusui. Ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi ibu untuk bisa menyusui seperti ukuran mulut dan bibir bayi, posisi menyusui ibu dan bayi. Ukuran payudara pun tidak menjadi patokan bagi jumlah susu yang dihasilkan. Ukuran payudara kecil pun bisa menghasilkan ASI yang berlimpah.

Mitos: Jika ASI belum keluar atau tidak lancar pasca melahirkan, dapat digantikan dengan susu formula karena takut bayi akan kelaparan.

Faktanya: Ukuran lambung bayi baru lahir masih sangat kecil, jadi ia pun belum memerlukan banyak ASI saat itu. Bayi bisa bertahan 24-48 jam tanpa kelaparan, karena ia sudah dibekali dari kandungan. Tapi yang terpenting jangan dipisahkan dari ibunya. Teruslah dirangsang dan distimulasi karena produksi ASI juga akan semakin banyak dan lambung bayi juga akan semakin besar. Ketika bayi menghisap payudara ibu, hal tersebut merupakan suatu stimulus yang dapat meningkatkan hormon prolactin yang berfungsi untuk produksi ASI. Semakin banyak dihisap, semakin banyak ASI dikeluarkan, produksi ASI pasti tambah banyak.

Mitos: Jika bayi menangis terus menandakan bayi masih lapar dan bayi diberikan makanan lain seperti pisang.

Faktanya : Bayi yang menangis terus belum tentu sebagai tanda lapar. Bayi menangis bisa karena rasa tidak nyaman, posisi menyusui yang kurang baik atau kondisi lainnya. Pemberian makanan lunak seperti pisang yang terlalu dini pada bayi di bawah 6 bulan tidak dianjurkan karena kondisi-kondisi sebagai berikut: 1) Bayi belum dapat mencerna secara sempurna makanan lunak sehingga berisiko timbul gangguan pencernaan; 2) Daya imunitas belum sempurna-dengan memberikan makanan sebelum usia 6 bulan-berarti membuka kesempatan bagi kuman-kuman untuk masuk ke dalam tubuh si kecil; 3) Koordinasi lidah dan mekanisme menelan belum sempurna sehingga berisiko tersedak.

Mitos: Ibu yang dalam kondisi stress, khawatir atau takut dapat menghambat produksi ASI.

Faktanya: Benar. Rasa khawatir, takut, dan stress bisa menghambat hormon oksitosin. Prolaktin berfungsi untuk memproduksi ASI, tetapi jika oksitosin tidak bekerja, seperti ada pabrik yang produksinya tidak sampai ke konsumen atau tidak ada distribusinya. Oksitosin dibutuhkan agar air susu bisa sampai ke mulut bayi.

Mitos: Selama ibu menyusui bayinya, ibu tidak akan bisa hamil.

Faktanya : Kondisi tersebut hanya bisa terjadi pada ibu yang memberikan ASI eksklusif saja yang disebut metode Amenorea Laktasi (MAL). Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI akan menghambat hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang memicu dilepaskannya sel telur. Tanpa adanya sel telur untuk dibuahi, tentu kehamilan tak akan terjadi. Angka efektivitas MAL sebagai KB alami mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari 8 (delapan) kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi.

Nah Moms, apakah Anda masih ragu dengan ASI eksklusif? Mitos-mitos yang beredar dapat dijawab dengan fakta secara ilmiah. Jadi mari berikan hadiah yang terbaik untuk sang buah hati dan bersama ikut menyukseskan Program ASI eksklusif demi generasi-generasi Indonesia yang sehat dan cerdas.

Referensi

The Roadmap to Breastfeeding Success. The Journal of Perinatal Education. Vol 24(4).2015. p239-248.

Clarifying Nipple Confusion. Journal of Perinatology. Vol 35. 2015. Page 895-899. doi:10.1038/jp.2015.83.

Sullivan A., Farver2 M., and Smilowitz J. The Influence of Early Infant-Feeding Practices on the Intestinal Microbiome and Body Composition in Infants. Nutrition and Metabolic Insight. 2015.

Motee A., and Jeewon R. Importance of Exclusive Breast Feeding and Complementary Feeding Among Infants. Current Research in Nutrition and Food Science. 2014. Vol. 2(2), Page 56-72 .

An Assessment of the Breastfeeding Practices and Infant Feeding Pattern among Mothers in Mauritius. Journal of Nutrition and Metabolism. 2013. Article ID 243852. Page 1-8.

Ballard O., Morrow A.L. Human Milk Composition: Nutrients and Bioactive Factors. Pediatr Clin North Am. 2013. 60(1): 49–74. doi:10.1016/j.pcl.2012.10.002.

Anatolitou F. Human milk benefits and breastfeeding. Journal of Pediatric and Neonatal Individualized Medicine. 2012. 1(1):11-18 doi: 10.7363/010113.

Nutrition: What Every Parent Needs to Know. American Academy of Pediatrics. 2011

UNICEF : Improving Exclusive Breastfeeding Practices. Available at https://www.unicef.org/C4D_in_EBF_manual__6_15_2010_final.pdfn

Protein Requirements During the First Year of Life. Am J Clin Nutr 77(suppl). 2003.1544–9.