Baby Led Weaning: Cara Baru Kenalkan Makanan Pada si Kecil

Oleh dr. Rimanda Christie
Akhir-akhir ini di media sosial sedang marak istilah metode Baby Led Weaning, terutama di kalangan ibu-ibu muda yang sedang memiliki bayi kecil. Beberapa artis ternama pun juga ikut menerapkannya pada sang buah hati. Sebenarnya apa Baby Led Weaning itu?
Biasanya anak yang sudah berusia lebih dari 6 bulan mulai dapat diberikan makanan tambahan pengganti ASI (MP-ASI) dalam bentuk bubur atau pure. Nah, saat ini mulai dikembangkan pendekatan baru cara pemberian makanan penyapih pada bayi, yaitu Baby Led Weaning. Dengan metode ini, anak langsung dikenalkan dengan makanan padat dan dibiarkan makan langsung dari tangannya sendiri.
Kapan waktu yang tepat untuk memulai Baby Led Weaning?
Baby Led Weaning dapat dimulai ketika usia anak mencapai 6 bulan, ketika anak dinilai sudah mampu untuk makan sendiri, dilihat dari kemampuan motorik, mengunyah dan menelan makanan, serta saluran pencernaan yang cukup matur. Perkembangan setiap anak bervariasi, sehingga usia saja tidak dapat dijadikan patokan. Ibu juga harus memperhatikan tanda-tanda apakah anak siap untuk Baby Led Weaning:
- Anak dapat duduk dan berdiri sendiri tanpa bantuan, menggerakkan rahangnya, mempertahankan posisi kepala dan lehernya.
- Hilangnya refleks tongue-thrust (mendorong makanan padat keluar mulut dengan lidah).
- Kemampuan motorik halus seperti menggenggam makanan dengan jari sudah baik.
- Anak sudah mulai mengunyah, meskipun belum memiliki gigi.
- Anak menunjukkan ketertarikan saat makan, mulai mencoba untuk mengambil makanan dari piring orang di sekitarnya dan memasukkannya ke mulutnya.
Apa yang perlu disiapkan?
Tidak sulit untuk melakukan BLW. Hal pertama, cukup siapkan tempat duduk yang aman untuk anak. Paling baik menggunakan bangku anak yang tinggi, dipangku orang tua juga boleh, asalkan anak dapat berdiri tanpa bantuan dari posisinya. Selanjutnya, mulailah siapkan makanan padat yang berukuran kira-kira sepanjang jari tangan, tentunya dengan menu makanan yang variatif dan sama dengan menu makanan keluarga. Mulai berikan sekali sehari, tambahkan pelan-pelan kalau anak meminta lebih. Anak harus ikut makan bersama keluarga, supaya anak bisa belajar dengan mengobservasi dan meniru.
Makanan apa saja yang dapat diberikan?
Makanan yang dianjurkan adalah buah-buahan yang lembek dan sudah matang, sayur yang sudah direbus atau makanan yang dikukus, yang penting teksturnya lembut supaya mudah digigit dan ditelan. Potong dalam bentuk panjang dan tipis, kira-kira seukuran jari tangan, supaya anak dapat memegangnya dengan jari. Beberapa contoh bahan makanan yang dapat diberikan adalah alpukat, pisang, ubi, apel, wortel, sayur hijau, buah pir, melon, labu, kuning telur, daging, hati, roti, nasi, dan pasta. ASI tetap akan menjadi sumber nutrisi utama anak. ASI dapat diberikan 1 jam sebelum makan, dan frekuensinya dapat dikurangi perlahan seiring dengan bertambah banyaknya jumlah makanan anak.
Sebaliknya, ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak diberikan, seperti makanan yang berisiko menimbulkan alergi (susu, tepung, putih telur, kacang, seafood) terutama bila ada riwayat alergi di keluarga, garam atau gula berlebih, makanan kemasan cepat saji, permen yang keras, serta makanan yang berisiko tinggi mengakibatkan tersedak : anggur, ceri, kacang, sosis, kismis, dan sayuran mentah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah JANGAN memilih waktu makan yang tidak sesuai misalnya di jam anak sudah mengantuk, memberikan makanan baru dalam jumlah berlebih (dianjurkan memperkenalan makanan baru setiap 4 hari sekali), memaksa atau memarahi anak untuk menghabiskan makanannya atau terburu-buru (berikan waktu minimal 10-15 menit untuk proses makan).
Jadi, apakah Baby Led Weaning dianjurkan?
Masih ditemukan adanya pro dan kontra mengenai metode BLW ini. Di satu sisi, bayi diajarkan untuk bisa memilih makanannya sendiri tetapi di sisi lain bayi dapat berisiko menderita kekurangan gizi karena ia yang menentukan jenis makanan yang dihabiskan dan berapa banyak. Metode BLW juga dapat menstimulasi bayi untuk menerima berbagai macam tekstur dan rasa makanan akan tetapi metode ini juga banyak ditentang karena bayi berisiko mengalami tersedak.
Melihat adanya perdebatan tersebut, penggunaan metode BLW saat ini masih kontroversial sehingga metode ini masih belum dianjurkan untuk diterapkan.
Referensi:
Brown A, Jones SW, Rowan H. Baby-Led Weaning: The Evidence to Date. Curr Nutr Rep. 2017;6:148-56.
Fangupo LJ, Health AM, Williams SM, et al. A Baby-Led Approach to Eating Solids and Risk of Choking. Pediatrics. 2016;138(4):e20160772.
Rapley G, Forste R, Cameron S, Brown A, Wright C. Baby-Led Weaning, A New Frontier? ICAN: Infant, Child, & Adolescent Nutrition. 2015;7(2):77-85.
Cameron SL, Heath ALM, Taylor RW. How Feasible Is Baby-Led Weaning as an Approach to Infant Feeding? A Review of the Evidence. Nutrients. 2012;4:1575-1609.
Betulkah Baby Led Weaning Lebih Baik? http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/betulkah-baby-led-weaning-lebih-baik Diakses pada 10 November 2017.